Fungsi dan Bagian Sistem Indra
Manusia- Sistem saraf berfungsi merespons segala
sesuatu atau peristiwa yang berada di lingkungan (luar tubuh). Untuk
melakukan hal ini, sistem saraf harus memiliki informasi yang didapat dari
lingkungan. Informasi dari lingkungan akan diterima oleh reseptor berupa
indra. Apa sajakah alat indra pada manusia? Apakah yang terjadi jika alat
indra mengalami gangguan? Masuknya rangsang atau impulssaraf ke dalam tubuh melalui sensor yang disebut indra. Impuls yang dapat
diterima oleh indra tersebut dapat berupa panas, tekanan, cahaya, rangsang
kimia, atau gelombang suara. Dalam tubuh terdapat lima sistem indra,
yaitu mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah.
1.Alat Indra Mata
Mata merupakan alat
indra yang dapat menerima rangsang cahaya. Mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan
berbeda, yaitu:
1. lapisan luar yang terdiri atas sklera dan kornea;
2. lapisan tengah yang berisi koroid, badan silia, dan iris;
3. lapisan dalam, tempat retina.
Bagian mata yang paling
besar dan berwarna putih adalah sklera. Sklera
merupakan tempat otot mata melekat, di dalamnya terdapat jaringan
ikat yang berwarna putih.
Gambar 9.23 Bagian-bagian dari mata manusia
Lapisan bening di depan sklera, tempat
cahaya masuk dinamakan kornea. Di dalam kornea terdapat cairan
pengisi mata, yaitu aqueos humor. Cahaya yang masuk mata diatur
intensitasnya oleh sebuah kepingan yang bernama iris. Iris
mempunyai banyak pembuluh
darah dan mengandung pigmen warna yang menyebabkan
adanya perbedaan warna pada mata. Fungsi iris mirip dengan diafragma pada
kamera foto. Jika intensitas cahaya tinggi, lubang tempat cahaya masuk
dipersempit. Begitu pula sebaliknya. Pada iris, bagian lubang yang berubah
sesuai dengan intensitas cahaya yang masuk dinamakan pupil. Pupil
terletak di bagian tengah iris. Pupil inilah yang merupakan gerbang cahaya
masuk ke mata. Pergerakan pupil didukung oleh otot halus yang berada di sekitar
pupil. Di belakang iris terdapat sebuah lensa bikonveks untuk memfokuskan
cahaya yang masuk sehingga bayangan yang dilihat jelas. Pergerakan lensa
dilakukan oleh suatu otot mata. Lensa dibangun oleh protein yang disebut protein
kristalin. Protein tersebut sangat jernih sehingga memungkinkan cahaya
masuk ke dalam mata. Kemampuan mata untuk memfokuskan cahaya yang masuk
disebut daya akomodasi mata. Seperti halnya kamera fotografi, mata
mempunyai jarak fokus terdekat maksimal untuk dapat berakomodasi. Sementara
itu, untuk pandangan jarak jauh fokus lensa mata tidak terbatas. Di antara
retina dan iris, terdapat cairan pengisi yang disebut cairan vitreal.
Pada bagian retina inilah, rangsang cahaya diubah menjadi impuls saraf yang
dikirim ke sistem saraf pusat. Bayangan yang dibiaskan oleh lensa mata akan
jatuh di daerah sempit di retina yang disebut fovea.
Gambar 9.24 Sel batang dan sel kerucut pada retina mata
Pada retina terdapat sel
batang yang sensitif terhadap cahaya redup dan tidak dapat membedakan
warna. Selain itu, terdapat juga sel kerucut yang sensitif
terhadap cahaya terang dan dapat membedakan warna. Sel batang dan sel kerucut
banyak mengandung pigmen penglihatan retinal (turunan vitamin
A) yang terikat pada protein membran yang disebut opsin. Struktur
opsin berbeda-beda pada tiap jenis fotoreseptor dan kemampuan penyerapan cahaya
retina bergantung pada jenis opsin yang dimiliki. Sel batang memiliki jenis
opsin tersendiri yang dipadukan dengan retinal menjadi pigmen penglihatan yang
disebut rhodopsin. Pada saat rhodopsin menyerap cahaya, komponen
kimiawi retina berubah bentuk dan memicu implus saraf ke otak. Saat
gelap, enzimmengubah
retina kembali ke bentuk semula dan bersama opsin membentuk rhodopsin.
Terdapat tiga jenis sel
kerucut dengan jenis opsin yang berbeda. Setiap opsin akan berpadu dengan
retinal. Semua pigmen penglihatan pada sel kerucut ini disebut photopsin. Tiga jenis sel kerucut, yakni sel kerucut merah, sel kerucut hijau,
dan sel kerucut biru bergantung pada jenis
photopsinnya. Persepsi otak terhadap warna selain merah, hijau dan biru,
bergantung pada rangsang yang didapat dari dua atau tiga jenis sel kerucut.
Misalnya, jika sel kerucut merah dan hijau terangsang maka kita akan melihat
warna kuning atau oranye. Buta warna disebabkan oleh kerusakan atau tidak
terdapatnya satu jenis sel kerucut atau lebih. Di bagian fovea terdapat daerah
yang peka terhadap cahaya disebut bintik kuning,
sedangkan bagian yang tidak peka terhadap cahaya disebut bintik buta.
2. Alat Indra Telinga
Telinga adalah organ
yang terspesialisasi menerima rangsang berupa getaran. Selain berfungsi dalam
indra pendengaran, telinga juga menentukan keseimbangan posisi kepala. Telinga
dibagi menjadi tiga bagian, yaitubagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam (Gambar 9.25).
Gambar 9.25 Bagian telinga manusia
a.
Telinga Bagian Luar
Daun telinga berfungsi memaksimalkan daya tangkap getaran suara. Adapun
saluran pendengaran merupakan bagian lubang telinga. Saluran pendengaran
mempunyai mekanisme pencegahan masuknya benda asing. Mekanisme tersebut berupa
rambut kecil penyaring udara dan melapisi saluran dengan suatu lapisan lilin.
Dalam beraktivitas pasti akan selalu ada benda asing yang masuk ke dalam
saluran telinga sehingga lapisan lilin menggumpalkannya menjadi kotoran telinga
yang disebut dengan serumen.
b.
Telinga Bagian Tengah
Membran timpani menjadi awal dari saluran telinga bagian tengah. Pada
bagian ini, terdapat tulang-tulang kecil pendengaran yang terdiri atas. Tulang martil (maleus), tulang landasan(incus), dan tulang sanggurdi (stapes). Tulang-tulang tersebut merupakan tulang
terkecil yang berada dalam tubuh kita. Namun, ketiga jenis tulang berperan
penting dalam perambatan getaran suara di dalam telinga. Dari membran timpani,
getaran suara dirambatkan ke tulang martil, lalu ke tulang landasan, dan akhirnya
ke tulang sanggurdi yang posisinya melekat dengan sebuah tingkap oval. Di
bagian tengah telinga, terdapat saluran Eustachius yang menghubungkan saluran
telinga tengah dengan saluran pencernaan di rongga mulut. Saluran tersebut menyeimbangkan tekanan udara yang berada
di bagian luar dan dalam telinga sehingga membran timpani tidak terganggu
(pecah).
Gambar 9.26 Saluran telinga bagian dalam
c.
Telinga Bagian Dalam
Di bawah tingkap oval, terdapat membran lainnya, yaitu tingkap bundar. Dari tingkap bundar, getaran
dirambatkan ke bagian telinga dalam yang dimulai dari bagian rumah siput (cochlea). Di dalamnya terdapat suatu cairan yang
dipisahkan oleh sebuah membran. Di dalam rumah siput terdapat juga
rambut-rambut silia yang peka terhadap getaran, serta organ korti yang
merupakan organ untuk pendengaran. Getaran akan dirambatkan menuju cairan di
dalam rumah siput yang akan menggetarkan membran basal di dalamnya sehingga
menyebabkan rambut getar mengalami depolarisasi. Dari bagian rambut getar,
kemudian getaran yang datang dari luar diubah menjadi impuls saraf yang akan
dikirim ke otak menuju saraf akustik.
d. Saluran
Keseimbangan
Saluran pendengaran menjadi salah satu organ keseimbangan tubuh. Hal
tersebut karena dalam saluran pendengaran terdapat sebuah saluran kecil di atas
rumah siput yang disebut kanalis semisirkularis.
Kanalis semisiklularis terdiri atas tiga saluran setengah lingkaran. Satu
saluran berada dalam posisi horizontal yang disebut ampula, sedangkan dua bagian lainnya dalam posisi
vertikal, yaitu skula dan utrikula. Di dalam kanalis semisirkularis terdapat
cairan dan rambut getar yang berfungsi sebagai alat pengenal posisi sehingga
kita dapat menjaga keseimbangan tubuh. Selain itu, di dalam saluran ini juga
terdapat suatu protein dan kalsium karbonat yang ikut menentukan posisi tubuh,
yaitu otolit (Gambar 9.27).
Bersama dengan cairan yang berada di dalam kanalis semisirkularis, otak dapat
memahami posisi tubuh kita dan mempertahankan keseimbangan posisi tubuh.
Gambar 9.27 Skema gerakan otolit
4.
Alat Indra Hidung
Selain sebagai
alat respirasi, hidung juga merupakan organ sensorik yang terspesialisasi untuk menangkap
rangsang kimia. Di udara, rangsang kimia yang ringan dibawa dalam bentuk gas
yang kemudian diterima oleh kemoreseptor berisi silia di hidung yang
disebut reseptor olfaktori (Gambar 9.28). Silia
tersebut diminyaki oleh lapisan lendir. Pada lapisan membran silia, terdapatenzim yang akan mengkatalisis proses perubahan sinyal kimia menjadi impuls
saraf sehingga menciptakan perubahan potensial aksi. Impuls saraf yang
dihasilkan akan dikirim ke bagian otak, yaitu saraf kranial olfaktori I.
Gambar 9.28 Hidung adalah organ sensorik yang dapat menangkap rangsang
kimia. Di rongga hidung bagian manakah letak bulbus olfaktori?
5.
Alat Indra Lidah
Lidah merupakan bagian
dari reseptor kimia tubuh lainnya. Organ yang menerima rangsangan ini adalah
ujung pengecap yang berada di lidah. Jumlah ujung pengecap ini dapat mencapai
10.000 buah yang tersembunyi di antara tonjolan-tonjolan lidah (papila).
Perhatikan Gambar 9.29. Setiap ujung pengecap,
memiliki sensitivitas yang berbeda terhadap rasa. Pada dasarnya, rasa sangat
beragam sekali, tapi hanya ada empat macam rasa yang umum kita kecap, yaitu
manis, asin, asam, dan pahit. Setiap bagian di lidah mempunyai sensitivitas
berbeda terhadap sensasi empat rasa tersebut. Setiap sensasi rasa yang
diberikan akan diterima oleh reseptor di dalam ujung pengecap yang akan membuat
perbedaan potensial sehingga impuls saraf dapat dialirkan ke sistem saraf
pusat. Bagian otak yang menerima rangsangan ini adalah saraf kranial VII
(fasial) dan saraf kranial IX (glosofaringeal).
6.
Alat Indra Kulit
Kulit merupakan reseptor
tubuh yang paling luas dan paling pertama menerima informasi dari lingkungan.
Di dalam kulit, tersimpan banyak sekali reseptor mekanis (mechanoreceptor) sehingga kita dapat merasakan dingin,
panas, tekanan, hingga rasa sakit. Umumnya, reseptor berada di bawah
folikel akar rambut sehingga diduga ada hubungan antara rambut di kulit dengan
sensitivitas kulit terhadap rasa tertentu. Anda dapat membuktikan bagaimana
rasa sakit akibat rambut kaki yang dicabut jika dibandingkan dengan rambut di
kepala. Di bawah kulit, setidaknya ada lima jenis sel saraf reseptor yang
menerima informasi berbeda (Gambar 9.30), yaitu:
1. Ruffini, peka terhadap rangsang suhu panas;
2. Krause, peka terhadap rangsang suhu dingin;
3. Paccini, peka terhadap rangsang tekanan, dan sentuhan;
4. Meissner, peka terhadap rangsang tekanan dan sentuhan;
5. Ujung saraf bebas, peka terhadap rangsang tekanan ringan dan rasa sakit.
Gambar 9.30 Jenis sel saraf sensoris yang berada di bawah kulit manusia.
Kerja kelima sel saraf
tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe reseptor, yaitu termoreseptor (Ruffini dan Krause),
mekanoreseptor (Meisner dan Paccini), dan reseptor rasa sakit (ujung saraf bebas).
Mekanoreseptor banyak terdapat di ujung jari, bibir, telapak kaki, dan alat
kelamin. Reseptor rasa sakit dapat dikatakan sebagai reseptor kimia yang berada
di luar hidung dan lidah. Reaksi kerja yang terjadi akibat sensasi rasa sakit
di kulit diciptakan oleh pelepasan enzim dari jaringan yang rusak atau terluka
sehingga akan mengubah protein tertentu di dalam darah menjadi suatu zat kimia,
yaitu bradikinin, yang mengaktifkan reseptor rasa sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar